BAHASA PEMERSATU BANGSA DAN SASTRA MENGUBAH PERILAKU MANUSIA

DENGAN SEPENUH HATI SESARAT HORMAT

SELAMAT DATANG DI BLOG BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

WAHANA EDUKASI, INFORMASI, MEMBUKA CAKRAWALA LEWAT BAHASA DAN SASTRA

SEMOGA KITA BISA LEBIH BERMAKNA

Dasiman Adnan

Rabu, 17 September 2014

Makna Kata

MAKNA KATA, PERUBAHAN MAKNA, DAN PERTALIAN MAKNA
Untuk Kelas XII Program Bahasa

A.      MAKNA KATA
Makna kata yaitu arti suatu kata, maksud  suatu kata, isi suatu pembicaraan atau pikiran. Berbagai ragam makna kata di antaranya makna leksikal, makna gramatikal atau makna struktural, makna konotatif, dan makna denotatif.

Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
1.    Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna kata dasar belum mengalami proses perubahan bentuk ataupun belum digunakan dalam kalimat. Ada yang menyebut, makna kata yang terdapat di dalam kamus. Oleh karena itu, untuk mengetahui makna kata leksikal dapat diketahui di dalam kamus.Contoh:
makan              : memasukkan makanan ke dalam mulut
rumah              : tempat tinggal
mata                : indra penglihatan
ibu                   : orang yang melahirkan

2.    Makna Gramatikal
Makna kata gramatikal yaitu makna suatu kata yang sudah mengalami proses gramatisasi. Proses gramatisasi suatu kata bisa melalui cara afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Makna gramatikal sangat bergantung pada struktur kalimatnya. Oleh karena itu, makna gramatikal disebut juga makna struktural.
1)   Afiksasi
Afiksasi merupakan proses melekatnya afiks atau imbuh an baik prefiks, infiks, maupun sufiks. Contoh:
makan menjadi makanan
makan                 : memasukkan makanan ke dalam mulut
memakan            : proses
makanan             : sesuatu yang dimakan
2)   Reduplikasi
Reduplikasi merupakan proses pengulangan kata. Contoh:
Makan                : memasukkan makanan ke dalam mulut
makan-makan     : melakukan kegiatan
rumah                 : tempat tinggal
rumah-rumah      : banyak
3)   Komposisi
Komposisi merupakan proses pemajemukan kata, contoh:
rumah sakit         : tempat merawat orang yang sakit
kacamata            : alat bantu penglihatan

Struktur
Makna kata sangat bergantung pada strukturnya, misalnya hidup baru maknanya berbeda dengan baru hidup.

Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna denotasi dan konotasi ditentukan pada ada atau tidaknya perubahan pada makna dasar suatu kata. Apabila pada kata tidak ada perubahan makna, kata itu jelas kata itu mengandung makna denotasi. Sebaliknya, apabila kata itu mengalami perubahan makna, kata itu mengandung makna konotasi.
1.    Makna Denotatif
Makna denotasi disebut makna lugas adalah makna yang sebenarnya sesuai konsep asal, apa adanya.
2.    Makna Konotatif
Makna konotasi merupakan makna yang timbul akibat adanya tafsiran yang berbeda. Tafsiran yang berbeda ini sangat dipengaruhi adanya perasaan atau pikiran seseorang. Makna konotasi hakikatnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami penambahan. Berdasarkan pikiran dan perasaan itulah, seseorang melakukan penambahan-penambahan makna baik itu berupa pengiasan atau perbandingan dengan benda lainnya. Ada atau tidaknya penambahan makna pada suatu kata diketahui dari konteks penggunaannya dalam kalimat. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga makna kias atau makna kontekstual. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1)   Ibu guru sedang mengajar di kelas.
Ibu guru bermakna denotasi artinya perempuan yang pekerjaannya mengajar.
2)   Ibunya amir sedang memasak.
Ibunya Amir bermakna denotasi artinya perempuan yang melahirkan Amir.
3)   Jakarta menjadi ibu kota Indonesia
Ibu kota bermakna konotasi artinya pusat pemerintahan.
4)   Ibu jari orang itu berdarah.
Ibu jari bermakna konotasi artinya jempol, jari yang paling besar.

A.      PERUBAHAN MAKNA KATA
Dalam penggunaannya, kata sering kali mengalami perubahan makna. Perubahan makna kata itu antara lain mengalami perluasan makna, penyempitan makna, ameliorasi, peyorasi, sinestisia, dan asosiasi.
1.    Perluasan Makna
Perluasan makna atau generalisasi terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dibanding makna asalnya.
1)   berlayar
Makna asal, mengarungi lautan dengan layar. Makna sekarang, mengarungi lautan memakai layar atau tidak memakai layar dinamakan berlayar.
2)   ibu
Makna asal, emak, simbok, biyong, memiliki hubungan darah. Makna sekarang, seorang wanita yang seibu.
3)   bapak
Makna asal, ayah, memiliki hubungan darah. Makna sekarang, laki-laki sebapak.
4)   saudara
Makna asal, saudara kandung, atau yang memiliki hubungan darah. Makna sekarang, sesama muslim, sesama manusia, semua manusia.
5)   putra
Makna asal, anak laki-laki raja, makna sekarang, semua anak laki-laki
6)   putri
Makna asal, anak perempuan raja, makna sekarang, anak perempuan.

2.    Penyempitan Makna
Penyempitan makna atau spesialisasi terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit dibanding makna asalnya.
1)   sarjana
Makna asal, cendikia, orang yang cerdik pandai, makna sekarang, orang yang sudah lulus perguruan tinggi program S1.
2)   ulama
Makna asal, orang yang berilmu, makna sekarang pemuka agama islam.
3)   pendeta
Makna asal, orang pandai makna sekarang, pemuka dalam agama kristen
4)   sastra
makna asal, tulisan
makna sekarang, karya seni bermediakan bahasa.
5)   gadis
makna asal, anak dara
makna sekarang, perawan
6)   pesawat
makna asal, alat yang mempermudah pekerjaan
makna sekarang, kapal terbang.

3.    Ameliorasi
Ameliorasi berasal dari kata melior, bahasa Latin bermakna lebih baik. Ameliorasi berarti bermakna lebih baik, lebih tinggi, lebih halus, dan lebih sopan. Jadi, ameliorasi yaitu perubahan makna kata dari makna asalnya kurang baik menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih halus, dan lebih sopan.
1)        istri lebih baik daripada bini
2)        suami lebih baik daripada ....
3)        menikah lebih baik daripada ....
4)        melahirkan lebih baik daripada ....
5)        wafat lebih baik daripada ....
6)        narapidana lebih baik daripada ....
7)        wanita lebih baik daripada ....
8)        tunakarya lebih baik daripada ....
9)        tuna daksa lebih baik daripada ....
10)    pramusada lebih baik daripada ....

4.    Peyorasi
Peyorasi berasal dari kata pejor, bahasa Latin bermakna jelek atau buruk. Proses perubahan makna kata peyoratuf kebalikan dari proses amelioratif. peyorasi berarti jelek atau buruk. Peyorasi merupakan perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau buruk dari makna asalnya.
1)        kabur lebih rendah darpada lari
2)        mati lebih rendah darpada ....
3)        beranak lebih rendah darpada ....
4)        melecehkan lebih rendah darpada ....
5)        seret lebih rendah darpada ....
6)        bunting lebih rendah darpada ....
7)        penjara lebih rendah darpada ....
8)        tolol lebih rendah darpada ....
9)        air kencing lebih rendah darpada ....
10)    licik lebih rendah darpada ...
5.    Sinestisia
Sinestisia yaitu perubahan makna kata sebagai akibat adanya tanggapan dua indra yang berbeda.
1)   Pidato orang itu hambar.
hambar mestinya indra yang bekerja lidah namun kenyataannya untuk telinga
2)   Air mukanya kecut.
kecut mestinya indra yang bekerja .... namun kenyataannya untuk .....
3)   Bicaranya tajam.
tajam mestinya indra yang bekerja ...  namun kenyataannya untuk ....
4)   Isi pembicaraannya sudah basi.
basi mestinya indra yang bekerja ....  namun kenyataannya untuk ....
5)   Perasaannya halus.
halus mestinya indra yang bekerja .... namun kenyataannya untuk ....
6)   Tingkah laku anak itu sedap dipandang mata.
sedap mestinya indra yang bekerja ....  namun kenyataannya untuk ....
7)   Anak itu manis sekali.
manis mestinya indra yang bekerja ....  namun kenyataannya untuk ....
8)   Sejak terjadi masalah itu, ia bersikap dingin padaku.
dingin mestinya indra yang bekerja ....  namun kenyataannya untuk ....
6.    Asosiasi.
Perubahan makna kata akibat adanya asosiasi atau maksud yang berbeda dari apa yang disebutkan.
1)   Ia sudah mencatut 5% sumbangan itu.
catut artinya ....
2)   Untuk urusan itu, ia sudah mengeluarkan amplop.
amplop artinya ....

B.  PERTALIAN MAKNA
1.    Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum, hipernim, atau superordinat yaitu kata yang cakupan maknanya lebih luas. Sedangkan, kata khusus, hiponim, atau ordinat yaitu kata yang cakupan maknanya lebih sempit.
1)   Buah merupakan kata umum, kata khususnya jeruk, apel, mangga, rambutan, jambu.
2)   Membawa kata umum, kata khususnya ....
3)   Melihat merupakan kata umum, kata khususnya ....
4)   Bacaan merupakan kata umum, kata khususnya ....
5)   Pakain merupakan kata umum, kata khususnya ....
2.      Sinonim
Sinonim berasal dari sin yang berarti sama atau serupa dan onim atau onuma yang berarti nama. Kata sinonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang berarti sama atau hampir sama maknanya. Kata yang bersinonim dalam kalimat yang sama bisa saling menggantikan. Kata bisa dan dapat merupakan kata bersinonim. Dalam kalimat yang sama, kata itu dapat saling menggantikan.
3.      Antonim
Antonim berasal dari kata anti atau ant yang berarti lawan dan onuma yang berarti nama. Antonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang yang berbeda atau berlawanan maknanya. Siang malam, hidup mati, dan pulang pergi merupakan contoh kata-kata yang berantonim. Makna yang dikandungnya berbeda atau berlawanan.
4.      Homonim
Homonim berasal dari bahasa yunani, yaitu homos dan onuma. Kata-kata tersebut berarti sejenis atau sama dan nama. Dalam ilmu bahasa, homonim diartikan kata yang bentuk tulisannya dan cara pengucapan pelafalannya sama tetapi maknanya berbeda. Contohnya:
1)   genting : gawat
genting : atap
2)   bisa      : dapat  
bisa      : racun
3)   jarak    : ukuran
jarak    : pohon
Dalam homonim, tercakup juga di dalamnya homograf dan homofon.
5.      Homograf
Kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda. Contoh:
1)   apel  : buah
apel  : upacara
apel  : wakuncar
2)   seri   : gigi seri
seri   : bermain seibang
seri   : gembira, berseri-seri
3)   teras : bagian rumah
teras : pejabat tinggi
6.      Homofon
Kata yang bunyi pelafalanya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
1)   bank : lembaga keuangan
bang : kakak
2)   tank  : kendaraan perang
tang  : catut
7.      Polisemi
Polisemi berasal dari kata poly dan sema, yang masing-masing berarti banyak dan tanda. Jadi, polisemiadalah suatu kata yang memiliki banyak makna. Dalam bahasa Indonesia dijumpai kata-kata yang menanggung beban makna. Contohnya kata kepala.
Makna dasar kata kepala adalah bagian tubuh di atas leher, tempat otak dan pusat jaringan saraf. Kepala merupakan bagian badan yang sangat penting dibandingkan beberapa bagian badan lainnya. Selain bagian tubuh yang penting itu, kepala digunakan pada konteks pemakaian lainnya. Inilah beberapa di antaranya.
1)   Bagian benda sebelah atas atau bagian depan
Kepala tongkat, kepala surat
2)   Pemimpin atau ketua
Kepala kantor, kepala daerah, kepala pasukan
3)   Sebagai kiasan atau ungkapan
Kepala udang, kepala dua, besar kepala.

1 komentar: