BAHASA PEMERSATU BANGSA DAN SASTRA MENGUBAH PERILAKU MANUSIA

DENGAN SEPENUH HATI SESARAT HORMAT

SELAMAT DATANG DI BLOG BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

WAHANA EDUKASI, INFORMASI, MEMBUKA CAKRAWALA LEWAT BAHASA DAN SASTRA

SEMOGA KITA BISA LEBIH BERMAKNA

Dasiman Adnan

Sabtu, 21 Februari 2009

Sebuah Harapan

INDONESIA YANG KUHARAPKAN

Indonesia yang kuharapkan
adalah lurah Badranaya yang sakti mandraguna
selalu hadir dan berperan pada setiap zaman
mengasuh dan membesarkan satria satria utama

Badranaya sang jenaka
dapat membuat gelak tawa isi dunia
Badranaya sang pendita
dapat membuat isi dunia arif bijaksana

Indonesia yang kuharapkan
adalah Indonesia dengan sepuluh juta tentara
dan Kresna sebagai panglimanya
Senjata cakra siap diarahkan ke mana saja
guna memerangi jahiliyah yang berlagak polisi dunia

Indonesia yang kuharapkan
bukan gembala yang menyenadungkan isi perutnya sendiri
melainkan kalifah yang ikut menentukan warna dunia

Indonesia yang kuharapkan
bukanlah perempuan malam
yang menutupi wajahnya dengan gincu dan pupur tebal
serta menyiram tubuhnya dengan minyak wangi
demi dan atas nama kemiskinan

Indonesia yang kuharapkan
adalah Indonesia yang berteknologi tinggi
dan tidak mengebiri demokrasi Indonesia yang tanahnya subur
disiram keringat dua ratus juta rakyatnya

Dan Indonesia yang kudambakan
adalah Prabu Yudistira
yang membentengi negerinya dengan mukjijat Kalimasada
di sini tak pernah ada cerita tentang tahta bergoyang
karena dihembus angin kebenaran yang diingkari

Indonesia yang kudambakan
adalah Indonesia yang gemahripah lohjinawai
selalu sumilir
seiring tembangtembang sakral Sunan Kalijaga

Abdul Hadi Muhammad, 1994.

Indonesia adalah bangsa besar. Wilayahnya terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia berdiri melalui perjuangan dengan penuh pengorbanan harta, benda, dan nyawa. Itulah sebabnya, kita mesti sepakat untuk mewujudkan harapan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih bermartabat. Untuk itu, pendidikan berkarakter sebagai pembentuk peradaban manusia pantas dikedepankan. Pendidikan dengan menggali akar budaya bangsa, kearifan lokal, adat ketimuran. Dari itu, akan terlahir para birokrat, teknokrat, politisi, praktisi, polisi, tentara, dan pujangga yang selalu menyenandungkan jeritan perut rakyat.

Jumat, 06 Februari 2009

Bahan Kontemplasi

BINGKAI BINGKAI

apa yang mesti kutuliskan
untuk cucuku di masa depan
kecuali perubahan zaman dan
sejuta ramalan peradaban
detik-detik
melintas cemas
peradaban manusia
semakin panas
ruang kehidupan
semakin pula terbatas
tapi, gerak bebasmu
telah melampaui batas
hari-hari berlalu
aku mengintipmu bersama waktu
lewat helai bingkai jendela-Mu
chimera wajah masa depanmu

dasiman adnan, 27/05/90

Pelajar sebagai aset bangsa, generasi penerus bangsa sangat urgen untuk mendapat perhatian lebih. Karena dipundaknyalah, nasib Indonesia sebagai bangsa dipertaruhkan. Derasnya arus globalisasi mestinya membuat para pendidik, orang tua, dan masyarakat perlu khawatir sebagai langkah awal antisipasi. Mari, bentengi pemuda dengan pendidikan serta dekatkan dengan norma agama, sosial, dan adat ketimuran yang kokoh. Menyelamatkan pemuda berarti menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semoga.

Tragedi Hari Ini

NASIHAT BUAT MUTIARA TERLUKA
Mutiara

sempurna kau dicipta
tapi kau lengah menjaga mahkota

Mutiara

kau curi sendiri
nikmatnya bau sorga
menggores mahkota berharga
kau terjang pintu neraka

Mutiara

Luka, dan luka
luka goresanmu terus kau buka
aku tak rela
berlaksa doa kubantunkan
sembuhkan luka pertama

Mutiara

jangan kau gores luka kedua
dan berikutnya
sungguh aku tak rela
ingatlah pada Yang Kuasa

dasiman adnan, 20/01/1998

PERMAINAN

Malam itu
Sepiku sepimu, jadi
Api

Malam ini
Apiku apimu, jadi
Bayi

soekoso, d.m.

TRAGEDI HARI INI


 sapta candra terbenam

ini tragedi mulai
mekar bunga
harum menggoda
tebarkan pesona

kumbang

gayung bersambut
kepakkan sayap
tajamkan sengat
luapkan kesumat
jadilah
jabang tetuka
tak berdosa
fantastis

gugur

gugur rencana
pupuslah citacita
dosa nestapa
hantui jiwa
tobat nasukha
itulah
jawabannya
semoga

dasiman adnan, 04/02/2009



Hipotesis kekhawatiran terjawab. Pelajar, pemuda generasi penerus bangsa terpaksa tak kuat menahan goda. Satu-dua, sepuluh-duapuluh terus, terus, dan terus bertambah. Mari, kita cegah sembari berdoa. Kita selamatkan pemuda sebagai aset bangsa.